Kamis, 10 Mei 2018

TRANSMISI SYNCHRONOUS DAN ASYNCHRONOUS

Di buku ini, kita menekankan perhatian kita pada transmisi data seri;yakni di mana. Data yang ditransfer lebih dari satu sinyal dibandingkandengan sinyal pada saluran paralel, sebagaimana yang biasadilakukan dengan perangkat 1/0 dan jalur sinyal komputer internal.Dengan transmisi seri, elemen-elemen pensinyalan dikirim sepanjangjalur sekaligus. Setiap elemen-elemen pensinyalan bisa berarti:
ˆ Kurang  dari  satu  bit:  Dalam  hal  ini,  contohnya,  dengan pengkodean
Manchester.
ˆ Satu bit: Contohnya, NRZ-L digital dan FSK analog.
ˆ Lebih dari satu bit: Contohnya, QPSK.

Untuk menyederhanakan pembahasan selanjutnya, kitamengasumsikan satu bit per elemen pensinyalan kecuali bila yangsebaliknya yang dinyatakan. Pembahasan ini tidak secara langsungdipengaruhi oleh simplifikasi ini.
Perhatikan gambar 3.13 di mana penerima data digital melibatkan pemeriksaan sinyal yang datang satu kali per bit waktu untukmenentukan nilai biner-nya. Salah satu kesulitan dalam menjalankanproses semacam itu adalah karena berbagai gangguan transmisi akanmerusak sinyal sehingga kadang-kadang terjadi kesalahan. Problemini terjadi dikarenakan adanya kesulitan dalam hal waktu. Padadasarnya tidak ada masalah bagi receiver untuk memeriksa bit-bityang datang sebagaimana mestinya, yang harus diketahui adalahwaktu kedatangan serta durasi dari setiap bit pada saat diterima.
Seandainya, pengirim mentransmisikan suatu deretan bit-bit data.Pengirim memiliki sebuah detak yang menentukan waktu bit-bit yang ditransmisikan. Sebagai contoh, bila data ditransmisikan pada satu jutabit per detik (1 Mbps), maka satu bit akan ditransmisikan setiap 1 /106  = 1 mikrodetik (µs), seperti yang tercatat pada detak pengirim.Biasanya, receiver akan berupaya memeriksa media di tengah-tengahwaktu penerimaan bit. Receiver akan menghitung waktu sampel-sampel tersebut pada
interval satu bit. Pada contoh tersebut, pemeriksaan akan terjadisetiap 1 µs. Bila receiver menghitung waktu sampel-sampelberdasarkan atas detak miliknya sendiri, akan  muncul  masalah  bila detak  pada  transmitter  dan  receiver  tidak  sama.  Bila terdapatgeseran sebesar 1 persen (detak pada receiver satu persen lebih cepat atau lebih lambat dibanding detak pada transmitter), makapemeriksaan pertama menjadi
0,01 bit waktu (0,01 µs) jauhnya dari pusat bit (pusat bit adalah 5mulai dari bit awal sampai bit terakhir). Setelah 50 sampel atau lebih,receiver kemungkinan mengalami kesalahan yang disebabkan karenapemeriksaan dilakukan pada waktu yang salah (50 x 0,1 = 5 µs).Bila perbedaan waktunya lebih kecil, akan tetap terjadi kesalahan
namun receiver akan mengambil tindakan lebih dulu dibandingtransmitter, terlebih bila transmitter mengirimkan deretan bit yangcukup panjang dan bila memang tidak ada langkah-langkah yang diambil untuk mensinkronkan transmitter dan receiver. TransmisiAsychronous
Ada  dua  pendekatan  yang  paling  umum  untuk  mencapai  sinkronisasi yang
diharapkan. Pertama disebut transmisi asynchronous. Strategi dalam skema ini adalah menghindari problem yang berkaitan dengan waktudengan cara tidak mengirimkan deretan bit yang panjang dan tidakputus-putus. Jadi, data ditransmisikan satu karakter sekaligus, dimanasetiap karakter panjangnya lima sampai delapan bit. Waktu atau sinkronisasi harus dipertahankan hanya didalam setiap karakter;receiver memiliki peluang melakukan sinkronisasi pada permulaan setiap karakter baru.

Gambar 6.1 memberi penjelasan mengenai teknik ini. Bila tidak ada karakter yang ditransmisikan, jalur diantara transmitter danreceiver dinyatakan dalam status idle. Definisi idle ekuivalen terhadapelemen-elemen pensinyalan untuk biner 1. Sehingga, idle bisa berupaadanya tegangan negatif pada jalur tersebut. Permulaan karakterditandai dengan suatu start bit dengan nilai biner 0. Ini diikuti denganlima sampai   delapan   bit   yang   sebenarnya   merupakan   karakter.  Bit-bit   karakter ditansmisikan yang dimulai dengan bit yang secarasignifikan merupakan yang paling sedikit. Sebagai contoh, untukkarakter IRA, bit pertama yang ditransmisikan adalah bit yang diberilabel bl dalam Tabel 3.1. Biasanya, bit-bit data diikuti oleh sebuah bit parittas, yang karenanya berada dalam posisi bit yang palingsignifikan. Bit paritas disusun oleh transmitter semacam itu. Jumlahtotal bit-bit dalam karakter, termasuk bit paritas, bisa genap (paritasgenap) atau ganjil (paritas ganjil), tergantung ketentuan
yang digunakan. Bit ini dipergunakan oleh receiver untuk mendeteksikeselahan, sebagaimana yang dibahas di Bab 7. Yang dimaksud denganelemen akhir adalah stop element, yang  berupa biner 1.  Panjang  minimumuntuk  elemen  akhir  ditentukan, biasanya  1,  1,5  atau  2  kali  durasi  bit biasa. Tidak  adanya  nilai  maksimum  juga ditentukan. Karena elemen akhirsama dengan status idle, transmitter tidak akan terus mentransmisikan elemen akhir sampai elemen akhir siap mengirimkan karakter berikutnya.
Bila deretan karakter dikirim, interval diantara kedua karakter tersebutmenjadi seragam dan setara terhadap elemen akhir. Sebagai contoh, bilaelemen akhir sebesar satu bit waktu dan karakter IRA ABC dikirim (denganbit paritas genap), polanya adalah 01000001010010000101011000011111 ... 111. Bit awal (0) memulai deretan waktu untuk sembilan elemen berikutnya,yang berupa 7-bit kode IRA, bit paritas, dan elemen akhir. Pada status idle,receiver mencari transisi dari 1 sampai 0 untuk menandai permulaan karakter berikutnya dan kemudian memeriksa sinyal-sinyal input pada satu bit intervaluntuk tujuh interval. Dilanjutkan dengan mencari transisi 1 sampai 0berikutnya, yang akan muncul tidak lebih cepat dibanding satu bit waktu
lagi.
Persyaratan waktu untuk skema ini sederhana saja. Sebagai contoh,karakter IRA biasanya dikirim sebagai unit 8-bit, termasuk bit paritas. Bilareceiver 5 persen lebih lambat atau lebih cepat daripada transmitter,pemeriksaan delapan bit karakter akan dipindahkan per 45 persen dan masihdiperiksanya dengan benar. Gambar 6.1c menunjukkan dampak kesalahandalam waktu dari magnituda sehingga menyebabkan munculnya kesalahanpada penerima. Dalam contoh ini kita mengasumsikan rate data sebesar10.000 bit detik (10 kbps); maka, masing-masing bit besarnya 0,1 millisecond (ms),  atau  durasi  100  µs. Anggap  saja  receiver  mempunyai  kecepatan sebesar  6 persen, atau 6 µs per bit waktu. Jadi sebagaimana contoh di atas,receiver akan kedatangan karakter setiap 94 µs (berdasarkan atas detak padatransmitter). Sebagaimana yang bisa dilihat, contoh terakhir ini ternyata keliru.
Kesalahan semacam ini sebenarnya terjadi karena dua hal. Pertama, bityang terakhir tidak diterima dengan benar. Kedua, perhitungan bitkemungkinan diluar dari yang ditentukan. Bila bit-7 adalah 1 dan bit-8adalah 0, bit-8 bisa jadi salah sebagai bit awal. Kondisi ini disebut framing error, sebagaimana karakter plus bit awal dan elemen akhir yang kadang-kadang ditunjukkan sebagai frame. Framing error kadang- kadang terjadi bilabeberapa keadaan derau menyebabkan munculnya bit awal yang salah sepanjang status idle.
Transmisi asynchronous sangat sederhana dan murah namunmemerlukan tambahan dua sampai tiga bit per karakter. Sebagai contoh, untukkarakter 8-bit tanpa bit prioritas, menggunakan elemen akhir sepanjang I-bit,dua dari setiap sepuluh bit tidak membawa informasi, namun mereka hanyauntuk sinkronisasi saja; sehingga tambahannya adalah 20 persen. Tentu saja,tambahan persentase dapat dikurangi dengan mengirimkan blok bit yang lebihbesar diantara bit awal dan elemen akhir. Bagaimanapun juga, seperti yangditunjukkan dalam gambar 6.1c, semakin besar blok bit, maka semakin besartumpukan kesalahan. Untuk mencapai tingkat efisiensi yang lebih  besar,  digunakan  transmisi  synchronous,  yang  merupakan  bentuk  lain  dari
sinkronisasi.
Transmisi Synchronous
Dengan  transmisi  synchronous,  suatu  blok  bit  ditransmisikan  dalam suatu deretan yang cukup mantap tanpa kode start dan stop. Panjang bloktersebut bisa terdiri dari bit-bit yang begitu banyak. Untuk mencegahketidaksesuaian waktu di antara transmitter dan receiver, detak-nya dengan cara apapun harus dibuat sinkron. Salah satu kemungkinannya adalah denganmenyediakan sebuah jalur detak terpisah diantara transmitter dan receiver. Salah satu sisi (transmitter maupun receiver) mengatur jalur secara teraturdengan satu pulsa pendek per bit waktu. Sisi yang lain mengunakan pulsareguler ini sebagai detak. Teknik ini akan bekerja dengan baik untuk  jarakpendek,  namun  untuk jarak yang lumayan  panjang  pulsa detak akanmenjadi sasaran gangguan-gangguan yang sama seperti yang terjadi padasinyal data, ditambah lagi dengan adanya kesalahan dalam hal waktu.Alternatif   lain, dengan menyimpan informasi pewaktuan pada sinyal data. Untuk sinyal-sinyal digital, hal ini bisa diperoleh dengan pengkodeanManchester atau Manchester Diferensial. Sedangkan untuk sinyal-sinyal analog, terdapat sejumlah teknik yang dapat dipergunakan; misalnya,frekuensi
pembawa   itu   sendiri  juga   dapat   dipergunakan   untuk   mensinkronkan  receiver didasarkan atas fase fekuensi pembawa.
Dengan transmisi synchronous, terdapat level sinkronisasi lain yang diperlukan, yang memungkinkan bagi receiver menentukan awal dan akhirsuatu blok data. Untuk mencapai  hal ini, setiap blok diawali dengan pola bitpreamble dan biasanya diakhiri dengan pola bit postamble. Selain itu, bit-bityang lain ditambahkan ke blok data yang membawa informasi kontrol yang dipergunakan dalam prosedur kontrol data link sebagaimana yangdidiskusikan di Bab 7. Data plus preamble, postamble, dan informasi kontroldisebut frame. Bentuk frame  yang tepat tergantung pada prosedur kontrol data link apa yang berlaku.
Gambar 6.2 menunjukkan, menurut istilah umum, bentuk frame khusus untuk transmisi synchronous. Biasanya, frame diawali dengan suatu preamble yang disebut flag, yang  panjangnya delapan bit. Flag yang samadipergunakan sebagai postamble. Receiver mencari  pola flag  untukmenandai  permulaan  frame.  Ini  diikuti  dengan beberapa bit-bit kontrol, kemudian bit-bit data (panjangnya variabel untuk sebagian besar protokol), bit-bit kontrol lagi, dan terakhir flag diulang lagi.
Untuk blok data yang cukup besar, transmisi synchronous jauh lebih efisien dibanding transmisi asynchronous. Transmisi asynchronousmemerlukan tambahan 20 persen atau bahkan lebih Informasi kontrol,preamble, dan postamble dalam transmisi synchronous biasanya kurang dari100 bit. Sebagai contoh, salah satu dari skema yang paling umum, HDLC(digambarkan di Bab 7), memuat 48 bit kontrol, preamble, dan postamble.Sehingga, untuk 1000 karakter blok data, masing-masing frame berisikan
48 bit tambahan dan 1000 x 8 = 8.000 bit data, sedangkan persentase kelebihannya

hanya 48/8048 x 100% = 0,6%.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

APA ITU KOMUIKASI DATA

Komunikasi data adalah proses pengiriman dan penerimaan data/informasi dari dua atau lebih device (alat seperti komputer, laptop, printer ...